Langsung ke konten utama

MATERI 4



Pembelajaran kimia sebagai bagian dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peranan penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran sains yang diterima siswa di SMA. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh karena itu pembelajaran kimia dituntut untuk mempelajari ini dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Ilmu kimia merupakan produk temuan saintis dan proses.
Kurikulum 2013 yang diterapkan pada pendidikan menghendaki adanya pendekatan ilmiah didalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah yang dimaksud disini adalah pendekatan saintifik yaitu pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data, mengolah data, menarik kesimpulan, serta mengomunikasikan.  Didalam pendekatan saintifik ini ditekankan menggunakan ketrampilan proses sains. Ketrampilan proses sains merupakan pendekatan dimana siswa dituntut untuk menerapkan metode-metode ilmiah selama kegiatan pembelajaran.
Keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua :
Pertama, keetrampilan proses sains dasar yaitu aktivitas ilmiah yang meliputi:
1.     mengamati (observasi) yaitu mencari gambaran atau informasi tentang objek penelitian melalui indera;
2.    mengkomunikasikan data hasil observasi dalam berbagai bentuk seperti: gambar, bagan, tabel, grafik, tulisan, dan lain-lain;
3.      menggolongkan (klasifikasi) untuk mempermudah dalam mengidentifikasi suatu permasalahan;
4.    menafsirkan data, yaitu memberikan arti sesuatu fenomena/kejadian berdasarkan atas kejadian lainnya;
5.  meramalkan, yaitu memperkirakan kejadian berdasarkan kejadian sebelumnya serta hukum-hukum yang berlaku. Prakiraan dibedakan menjadi dua macam yaitu prakiraan intrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan pada data yang telah terjadi dan prakiraan ekstrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan logika di luar data yang terjadi;
6.    mengajukan pertanyaan, berupa pertanyaan yang menuntut jawaban melalui proses berpikir atau kegiatan.
Kedua, ketrampilan proses sains terpadu yaitu aktivitas ilmiah yang terdiri dari:
1.      Mengidentifikasi Variabel.
2.      Mendeskripsikan Hubungan Antar Variabel.
3.      Melakukan Penyelidikan.
4.      Menganalisia Data Hasil Penyelidikan.
5.      Merumuskan Hipotesis,
6.      Mendefinisikan Variabel Secara Operasional, Melakukan Eksperimen. 
Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
1.     Pretes dan postes.  Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
2.    Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
3.   Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
4.   Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
5.     Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi  dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas (Rezba, 1999). Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan.  Menurut Widodo (2009), penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai.
2.      Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains.
3.      Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).
4.      Membuat kisi-kisi instrumen.
5.  Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes)
6.      Melakukan validasi instrumen.
7.      Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
8.      Perbaikan butir-butir yang belum valid.
9.     Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.
Keterampilan Proses Sains dalam pembelajaran kimia meliputi:
1. Mengamati (observing)
Pengamatan adalah penggunaan indera-indera seseorang. Seorang mengamati dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat pengamatan adalah: (a) penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan; (b) pengorganisasian obyek-obyek menurut satu sifat tertentu; (c)pengidentifikasian banyak sifat; (d) pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam suatu obyek; (e) melakukan pengamatan kuantitatif
Contoh:
Siswa mengamati gelembung gas dari electrode karbon dan nyala lampu dari lampu saat melaksanakan praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit.dari berbagai jenis larutan.
2. Menafsirkan (interpreting)
Menarik kesimpulan tentative dari data yang tercatat, termasuk ke dalamnya menemukan pola hubungan dari seperangkat data yang dikumpulkan; membedakan pernyataan yang menunjukkan kesimpulan dari pernyataan yang hanya mendeskripsikan hasil pengamatan; memilih data yang menunjang suatu kesimpulan
Contoh:
Manusia mempunyai zat kimia dalam saliva yang dapat mencerna pati. Zat ini disebut amilasa. Seorang ahli kimia mengukur banyaknya amilasa saliva dari tiga kelompok orang yang berbeda jenis makanan yang biasa dimakannya. Hasilnya dituliskan pada tabel di bawah ini

Amati hasil pengukuran diatas dan tentukan bagaimana saliva berhubungan dengan makanan yang dimakan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Meramalkan (predicting)
Peramalan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu percobaan. Ramalan-ramalan didasarkan pada pengamatan-pengamatan dan inferensi-inferensi sebelumnya. Ramalan merupakan suatu pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang akan datang, sedangkan inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa adalah:
(a) penggunaan data dan pengamatan yang sesuai;
(b) penafsiran generalisasi tentang pola-pola;
(c) pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai.
Contoh :
Siwa dapat meramalkan berapa perkiraan waktu reaksi yang ditempuh jika diberikan kondisi terhadap konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis pada praktikum laju reaksi
4. Menggunakan konsep (using concepts)
Menggunakan generalisasi yang telah dipelajarinya pada situasi baru atau untuk menerangkan kasus nyata dari peristiwa kimia yang diamatinya.
Contoh:
Siswa dapat menghitung berapa besar laju reaksi berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan.
5. Merancang penelitian (designing investigation)
Merancang kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesis, yang meliputi pengenalan variabel-variabel: variabel penelitian, variabel control, variabel bebas, variabel terikat; penentuan cara pengamatan dan pengukuran apa yang perlu dilakukan;bagaimana menarik kesimpulan dari hasil pengamatan
Contoh:
Budi ditugasi menguji apakah warna merah muda pada daun bunga mawar merupakan zat murni atau campuran. Ia diberi beberapa instruksi untuk melakukan penyelidikan, tetapi urutannya harus ditata.
Tuliskan angka 1 pada kotak di depan instruksi yang harus dilakukan pertama kali, angka 2 di depan instruksi yang dilakukan kedua, dan seterusnya.
ÿ       A. Menggerus pasir, aseton, dan daun bunga mawar
ÿ       B. menuangkan cairan merah muda ke dalam gelas kimia
ÿ       C. Menambahkan aseton, tetes demi tetes pada bagian tengah kertas saring
ÿ       D. Menotolkan beberapa tetes cairan merah pada titik pusat kertas saring
6. Mengkomunikansikan (communicating)
Pengkomunikasian adalah mengatakan apa yang diketahui seseorang dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi, atau grafik. Jadi penting menyatakan sesuatu atau menulis data sejelas-jelasnya. Guru dapat membantu siswa dengan jalan memberi kesempatan sebanyak-banyaknya berlatih berkomunikasi dan membantu mereka mengevaluasi apa yang mereka katakan atau tulis. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat melakukan komunikasi adalah:
a.       pemaparan pengamatan atau dengan menggunakan perbendaharaan kata yang sesuai;
b.      pengembangan grafik atau gambar untuk menyajikan pengamatan dan peragaan data;
c.       perancangan poster atau diagram untuk menyajikan orang lain.
Contoh:
Siswa dapat menjelaskan tentang bagaimana cara membedakan larutan elektroli dan non elektrolit dari hail percobaan yang telah dilakukan.
Siswa dapat membuat tabel pengamatan yang memuat seluruh data yang diperoleh dari hasil percoban.
Tabel 1. Indikator Keterampilan Proses Sains Menurut Warianto (2011)
Bagaimana Mengembangkan Asesmen KPS?
1.  Mengidentifikasikan jenis KPS, ada 11 yakni: mengamati, mengklasifikasikan, menafsirkan, memprediksi, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, merencanakan
2.  Percobaan/penyelidikan, menggunakan alat/bahan/sumber, menerapkan konsep, melaksanakan penyelidikan/percobaan.
3.      Merumuskan indikator untuk setiap jenis KPS.
4.      Menentukan dengan cara bagaimana KPS tersebut diukur (misalnya
5.      Apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).
6.      Membuat kisi-kisi instrumen
7.    Mengembangkan instrumen pengukuran KPS berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes KPS, kedalaman KPS (untuk siapa tes ini?)
8.      Melakukan validasi isi kepada ahli
9.      Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
10.  Perbaikan butir-butir yang belum valid.
11.  Terapkan sebagai asesmen KPS dalam pembelajaran sains (kimia) .
Catatan: pencarian validitas dan reliabilitas empiris terutama dilakukan untuk asesmen KPS yang high risk, misalnya untuk penelitian atau untuk asesmen skala besar.
contoh lembar penilaian proses sains : 

PERMASALAHAN:
Pada kenyataannya, proses penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru masih mengalami berbagai permasalahan. Kendala lain yang dihadapi oleh guru berkaitan dengan perumusan rancangan penilaian, yaitu mulai dari perumusan indikator pencapaian, penyusunan rubrik, pemilihan teknik penilaian sampai dengan penyusunan instrumen yang tepat. Selain itu, kesulitan lain yang dialami guru dalam melakukan pelaksanaan penilaian dikarenakan guru belum mampu mengelola waktu untuk melakukan penilaian, jenis penilaian yang digunakan kurang lengkap, dan belum terbiasa menyusun rubrik penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam merancang dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik masih perlu ditingkatkan. Menurut Anda Bagaimana keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan tersebut ?

Komentar

  1. Menanggapi permasalahan yang dikemukakan yaitu bagaiama keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan tersebut ?

    Agar keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan kurikulum, maka sebaiknya terlebih dahulu guru harus merancang konsep dan indikator penilaian secara bersama (dapat dilakukan melalui forum MGMP intra-sekolah atau antar-sekolah). Sehingga pada saat proses pembelajaran guru sudah memiliki pedoman penilaian sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Format penilaian hendaknya dirancang dengan sederhana untuk memudahkan guru melakukan penilaian selama proses berlangsung. Dan agar siswa memahami proses penilaian yang akan dilakukan sebaiknya pada awal pertemuan/awal materi tertentu guru menyampaikan indikator penilaian yang akan dilakukan pada materi tersebut baik yang bersifat praktek maupun teori serta menyampaikan jadwal uji kompetensi kepada siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaiama keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan tersebut ?
      Menanggapai persoalan ini, syan sepndapat dengan kak nelly dimna "Agar keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan kurikulum, maka sebaiknya terlebih dahulu guru harus merancang konsep dan indikator penilaian KPS ini dengan matang", perencanaan yg baik serta aspek apa yg harus di capai diketahui tentu akan mempermudah jalannya suatu proses pembelajaran.

      Hapus
  2. Saya setuju dengan kak Nelly dimana sebelum penerapannya sebaiknya dilakukan pamantapan dulu pada proses perencanaannya. Dan bisa didiskusikan diMGMP Kimia. Sehingga pada saat proses berlangsung guru sudah punya patokan sehingga tidak kelabakan lagi. Dan sebaiknya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta kemampuan apa yang ingin dicapai selama proses pembelajaran sehingga siswa mengerti ke arah mana pembelajaran berlangsung. Dalam penilaiannya pun guru tidak kelabakan karena siswa telah diberitahu sehingga mereka akan memunculkan aspek-aspek tsb.

    BalasHapus
  3. Menurut Anda Bagaimana keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan tersebut ?
    sebelum kurikulum itu diterapkan maka guru harus diberi workshop untuk memahami pemakaian, kemudian saling berdiskusi dengan forum MGMP untuk mencari sistem penilaian yang cocok, kemudian pilih keterampilan apa yang ingin dicapai, cari indikator dan buat rubriknya

    BalasHapus
  4. saya akan menjawab pertanyaan rini :

    Bagaimana keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan tersebut ?

    Menurut pendapat saya agar keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan efektif dan tidak menyulitkan guru dan siswa dapat dilakukan dengan cara penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan dan dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas dan guru juga harus memahami bagaimana perumusan rancangan penilaian yang baik dan benar melalui pembiasaan dan latihan terus menerus didalam pembelajaran tentu akan terbiasa kemudian siswa juga perlu dilatih bagaimana dapat belajar sesuai dengan KPS didalam pembelajaran kemudian disesuaikan juga dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.

    BalasHapus
  5. Untu keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif setidaknya kita mengetahui cara penyusunan instrumen untuk penilaian. Menurut Widodo (2009), penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
    - Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai.
    - Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains.
    - Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).
    - Membuat kisi-kisi instrumen.
    - Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes)
    - Melakukan validasi instrumen.
    - Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
    - Perbaikan butir-butir yang belum valid.
    - Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan apa yang disampaikan oleh esa, asalkan dalam penyusunannya sudah sesuai kaidah, instrumen yang dibuat cukup baik. tinggal bagaimana kondisi lapangan yang menentukan keberahasilannya.

      Hapus
  6. menjawab pertanyaan rini yakni Bagaimana keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan tersebut ?

    menurut saya sebellum melakukan penilaian KPS ada baiknya guru memantapkan tujuan penilaian KPS, apa yang ingin dinilai, bagaimana menilainya, kemudian melakukan perencanaan skenario pembelajaran/RPP yang matang, sehingga ketika timbul masalah yang tak terduga pada saat pembelajaran guru bisa mengantisipasi dengan baik, sebaiknya guru memilih instrumen yang efisien untuk digunakan sehingga apa yang menjadi hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan.
    jika guru masih belum fasih melakukan penilaian maka guru bisa diskusi dengan guru kimia lainnya maupun membaca literatur yanng relevan yang dapat menunjang pemahaman guru dalam melakukan penilaian khususnya pada penilaian KPS siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan kk rini bahwa intinya butuh persiapan yg matang sbelum penilian KPS ini di terapkan.

      Hapus
    2. Saya setuju dengan pendapat rini bahwa memang penilaia berjalan lancar dan efektif akan terminimalisis masalahnyabjika perencanaan juga sudah matang dan jelas tujuan penilaiannya apa

      Hapus
  7. Menurut Anda Bagaimana keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan tersebut ?
    agar penilaian dalam kps ini berjalan efektif, maka guru harus mempersiapkan instrumen yang digunakan secara terperinci, menyiapkan rpp, dan mengkondisikan segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran

    BalasHapus
  8. Menanggapi permasalahan mengenai bagaiama keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif sehingga siswa dan guru tidak kesulitan dalam menerapkan dan memahami tuntutan tersebut ?
    menurut saya keterlaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia dapat berjalan dengan efektif yaitu terlebih dahulu guru harus merancang konsep dan indikator penilaian KPS ini dengan baik sesuai dengan materi dan strategi yang digunakan. hal ini juga agar pada saat proses pembelajaran guru sudah memiliki pedoman penilaian sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran tersebut. Format penilaian hendaknya dirancang dengan sederhana untuk memudahkan guru melakukan penilaian selama proses berlangsung. Dan agar siswa memahami proses penilaian yang akan dilakukan sebaiknya pada awal pembelajaran guru menyampaikan indikator penilaian yang akan dilakukan pada materi tersebut baik yang bersifat praktek maupun teori

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI 1 : DESIGNING AUTHENTIC ASSESSMENT IN CHEMISTRY EDUCATION Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. Dalam Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Berdasarkan Permendikbud tersebut dijelaskan, bahwa penilaian terdiri atas: tes tulis, tes lisan, praktek dan kinerja (unjuk kerja/ performance), ob

MATERI 6

KEMAMPUANARGUMENTASI SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA Argumentasi Menurut Matuk (2015) kata argumen seringkali merujuk kepada proses interaksi. Istilah argumen pada kehidupan sehari-hari disebut dengan berdebat. Menurut Duschl dan Osborne, argumen adalah penjelasan tentang penalaran suatu solusi yang terkait dengan substansi dari klaim, data, bukti, dan dukungan yang memberi kontribusi dalam isi argumen, sedangkan argumentasi adalah terkait dengan proses untuk mendapatkan dan menyusun komponen-komponen tersebut.Argumentasi melatih siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya. Menurut Ade Cyntia, dkk (2016) argumentasi memainkan peran penting dalam mengembangkan pola berpikir kritis dan menambah pemahaman yang mendalam terhadap suatu gagasan maupun ide. Menurut Ichsan, dkk (2016) argumentasi dipandang sebagai hal penting dalam proses belajar sains karena merupakan aktivitas inti yang sangat mendasar dimana para siswa dalam pembelajaran membutuhkan argumentasi untuk memperkuat